Minggu, 27 April 2008

Radiohead

Manusia vs Teknologi dalam Trilogi Album Radiohead

radiohead
Pada akhir 2007, Radiohead kembali menjadi sorotan, bukan hanya karena materi di album barunya In Rainbow, tetapi juga karena metode distribusinya yang sangat revolusioner—jika melihat metode distribusi musik yang dipakai dari kapan dan oleh siapapun—yaitu dengan cara membiarkan pembeli menentukan harga sendiri. Namun tulisan ini tidak akan membahas itu semua. Melainkan tiga album Radiohead terdahulu, yaitu Ok Computer (1997), Kid A (2000), dan Amnesiac (2001) yang ketiganya saling terkait dan berhubungan. Seperti film seri yang bersambung dari seri satu ke seri dua dan berakhir diseri tiga, dan bila kita tidak memulainya dari seri satu, maka mungkin makna dari film itu tidak sepenuhnya kita dapat.

Radiohead adalah band yang lahir di kota Oxford Inggris terdiri dari Thom Yorke (vocals/guitar), Ed O'Brien (guitar), Colin Greenwood (bass), Phil Selway ( drums) dan Jonny Greenwood ( guitar/keyboards).

Perubahan musik radiohead sangat menarik. Jika kita perhatikan dari setiap albumnya. dimulai dari Pablo Honey (1993) yang bergaya modern grunge, lalu pada album The Bends (1995) musik Radiohead mulai beralih ke art rock , dan barulah pada album ke tiga Ok Computer (1997) semakin mempertegas semua perubahanya.

OK Computer

OK Computer semacam penegasan dari semua perubahan yang mereka lakukan. Di album ketiganya ini, Radiohead memainkan sound yang progresif, dengan suara gitar yang sangat dominan, dan sepintas kita akan tahu jika konsep album ini bertema abstrak, dengan nuansa klausofobia yang sangat dominan disetiap track-nya dengan balutan gaya progresif, untuk memberikan kesan seperti pertarungan manusia melawan teknologi, yang hasil akhirnya adalah manusia yang kalah oleh teknologi. Maka teknologilah yang akan menjadi warna yang mendominasi di album berikutnya yang berjudul Kid A.

Kid A

Kid A adalah sebuah gambaran tentang manusia yang dikalahkan oleh teknologi, bila kita menyimak album ke empat Radiohead ini, secara menyeluruh kita akan menemukan sedikit sekali suara intrumen konvensional, drum electric dan sampling dari komputer-lah sangat dominan sekali dalam album ini.

Seperti dijelaskan Thom Yorke, Kid A adalah sebuah kode untuk manusia kloning. Maka jangan heran jika dalam setiap lagu suara Thom Yorke seperti orang yang belajar bahasa yang asing. Dengan konsep seperti itu mungkin Yorke sudah benar-benar meninggalkan teknik bernyanyi ala rock mainstream.

Perubahan demi perubahan yang mereka lakukan di setiap album, benar-benar halus. Mereka tidak berjalan pada rute yang sama, dengan yang pernah mereka lewati di OK Computer yang tidak terlalu berbeda dengan The Bends, tetapi Kid A sangat berbeda. Lebih tekstural dan sangat lain dengan semua yang pernah mereka kerjakan. Radiohead telah meninggalkan statusnya sebagai band rock yang berbasis gitar.

Album ini dibuka dengan lagu Everything In Its Right Place, sebuah lagu hymne yang sangat mencekam dengan cara bernyanyi Thom yang kacau, seakan semua berada di tempat yang salah, nomor kedua berjudul Kid A, kemudian menyusul nomor berikutnya yang berjudul The National Anthem, sebuah komposisi yang yang benar-benar tidak terduga dan sangat mengagumkan. Baru pada nomor How To Disappear, suara gitar dan vocal terdengar jelas dan ringan seperti memberikan kesan akhir dari kekacauan yang mereka buat dari nomor sebelumnya.

Pada tahun 2000, Kid A berhasil berhasil menempati posisi No 1, di UK album Chart, US Billboard 200, Canada, France, Ireland, New Zeland, dan Idioteque menjadi hits single disetiap radio termasuk Indonesia, dan semua prestasi dan penghargaan menjadi sesuatu yang yang sangat luar biasa jika mengingat Kid A dipasarkan dengan promosi yang sangat minim.

Amnesiac

Dominasi teknologi yang berlebihan pada kehidupan, terkadang membuat manusia menjadi amnesiac, lupa akan apapun terutama sebuah proses yang harus dilewati. Pada album berikutnya, Amnesiac (2001), Radiohead benar-benar telah meninggalkan semua aturan baku dalam musik rock, yang pada kenyataanya disetujui oleh banyak orang dengan waktu yang sangat lama pula.

Masih dengan tema yang tak jauh berbeda dengan Kid A, tetapi di album kelima-nya ini Radiohead berusaha menawarkan sesuatu yang jauh lebih meracau, mendobrak tradisi apapun dan melanggar semua batasan dalam berkreativitas. Kita seperti ditarik dari ruang sempit yang membosankan, lalu dibawa ke sebuah tempat dengan nuansa yang sangat berbeda. Sehingga kita lupa kalau sebelumnya tidak seperti ini.

Album ini ini dibuka oleh nomor Packt Like Sardines In A Crush Tin Box yang berdurasi 4 menit dengan ketukan yang terbilang rumit dari electric drum, tetapi dengan vocal Yorke yang terdengar melodius dan lyric yang terdengar jelas, seperti sebuah kontradiksi yang sangat memukau. Dan Pyramid Song adalah nomor berikutnya dari Amnesiac dibuka dengan suara piano yang terdengar mencekam dengan backsound yang mirip suara yang terdengar ketika kita menyelam dalam air. Lyric Pyramid Song menceritakan sebuah perjalanan spiritual yang diasumsikan seperti berenang. Kata //astral//cars// mengindikasikan sebagai kendaraan eksistensi kehidupan, perjalanan diakhiri dengan menuju peristirahatan yang sempurna (moksa) //and we all went to heaven in a little rowboat// dan diakhiri dengan there was nothing to fear and nothing to doubt dan tak ada lagi yang harus ditakutkan.

Hubungan Antara Ketiga-nya

Hubungan antara ketiga album tersebut berada pada tema yang diangkat, yaitu manusia dan teknologi, musik di album Ok Computer menceritakan pertempuran antara manusia dan teknologi, lalu Kid A adalah sebuah kekalahan manusia terhadap teknologi, yang akhirnya mengalami Amnesiac.

Walaupun ketiga album tersebut sepintas terkesan seperti terlalu mengeksploitasi perasaan gamang dan galau, atau sebuah ekspresi dari depresi manusia, atau mungkin sebuah eksplorasi dari jiwa tertekan manusia, tetapi sebenarnya bukan itu maksudnya. Ketiga album tersebut menceritakan sebuah perjalanan dalam kehidupan menuju tahapan berikutnya, seperti sebuah proses dalam kehidupan. Walaupun terkadang seperti berpetualang dalam sebuah labirin dan kita benar-benar terjebak didalamnya.

Meski teknologi sangat mendominasi, dan sedikit sekali suara gitar yang terdengar, tetapi aksen rock masih terasa pada ketiga album ini, trilogi ini adalah semacam usaha sebuah band rock untuk menulis aturan baru dan mengabaikan aturan musik rock lama.

MustikaFM